Setelah menimbang banyak hal, dan sepertinya saya akan segera memiliki kendaraan roda empat, saya pun memilih untuk belajar setir mobil. Ya, di usia saya yang masih muda ini, saya belum bisa nyetir mobil.Lagian pula saya disuruh oleh bapaku untuk bisa menyetir karena beta penting nya bisa mobil.
Pada hari pertama, saya yang masih awam langsung masuk ke Honda
Jazz warna hitam. Saya masuk di kursi lalu sambil memegang stir mobil.saya
merasa takut maklum sama sekali belum pernah pakai mobil.
Tujuan hari pertama adalah menuju ke perumahan kotabaru
parahyangan. Setelah mengganti posisi duduk di ruang kemudi, saya diperkenalkan
singkat tentang putar setir, rem kopling gas, saya diminta mengulang ulang
hingga hafal sambil injak injak. Tidak lama, lalu saya diajari menjalankan
mobil maju, berputar ke kiri dan kanan mengikuti pinggiran lapangan. Maju,
mundur, ngerem, dan mengendalikan setir. Itu pelajaran hari pertama.
Pada hari kedua, bapaku mengajak saya ke tanjakan di dekat perumahan
itu. Saya diajari cara mengendalikan mobil saat berada di tanjakan dan harus
berhenti. Macet, atau bangjo misalnya. Intinya, saat mobil bergerak menanjak
dan akan berhenti, injak kopling full dan injak rem. Masukkan gigi ke posisi 1,
kemudian saat akan melaju lagi, kopling diangkat hingga mobil bergetar.
Ngangkatnya pelan saja sambil dirasakan. Saat mobil bergetar, tahan kopling dan
lepaskan rem. Jalan deh. Saya begini terus jadi maju berhenti, maju, berhenti,
dan seterusnya.
Hari ketiga, saya dan Jazz hitam ditantang untuk mulai masuk ke
jalan-jalan kecil perkampungan di kota padalarang. Untuk porsi latihan hari
ketiga, saya masih belum dapat merasakan tentang menstabilkan belokan belokan
dengan setir.
Hari keempat, saya dianggap sudah paham teori dasar berhenti di
tanjakan. Saya diajak bapaku ke daerah perumahan kotabaru lagi. Tujuannya untuk
membiasakan setir saya. Saya di hari ketiga ini masih belum dapat feel kapan
harus membelok dan seberapa nekuk si setir harus diputar, dan sebagainya.
Melalui jalan yang sepi namun sempit, saya masih sering dibantu oleh bapaku
terutama saat saya grogi berpapasan dengan kendaraan besar seperti truk. Dan
rute ini melewati setidaknya beberapa model medan. Medan berkelok, medan naik,
medan turun. Rute ini diulang hingga tiga kali sampai saya benar benar bisa
menguasai setir di pertemuan ke enam. Dan pada pertemuan ke enam, saya ditest
untuk menurunkan persnelleng saat mobil menanjak dan terasa tidak kuat. Bisa,
sih meski terasa kasar. Hehehe :D selain itu, saya juga diajak melewati
sempilan pintu tol Padalarang yang panjang dan lurus. Mungkin karena memang belum
biasa, bapaku bilang saya masih kaku seperti nyetir mobil L 300. Wakakak..
Pada pertemuan yang ke enam itu juga, saya kembali ke perumahan
kotabaru lagi untuk diajari trik setengah kopling. Kata bapaku, ini adalah cara
pengemudi professional untuk menghentikan mobil ditanjakan tanpa menggunakan
rem. Aplikasinya adalah saat macet merayap tanjakan, sehingga mobil sebentar
berhenti sebentar jalan, dan saat bangjo tanjakan dan merahnya tinggal beberapa
detik. Agak susah, sih. Tapi teorinya dapat. Teorinya yang saya ingat adalah
‘mundur angkat, maju pidak’. Caranya saat mobil ingin berhenti, injak kopling
full, dan di titik pemberhentian, tahan gas kecil (sekitar 1000 rpm) dan
kopling langsung diangkat setengah. Jika mobil mundur, angkat kopling sedikit,
jika maju, injak kopling sedikit.
Dan pada hari ketujuh, saya akhirnya diajak bapaku untuk mencoba
jalan raya yang sesungguhnya. Karena dari pertemuan pertama hingga ke enam,
hanya melewati beberapa bagian dari jalan raya yang ramai. Hari ketujuh, saya
mengemudikan si Jazz ke borma dekat ruma, dan gagal mengaplikasikan setengah
kopling tanpa rem. Kemudian melaju melewati jalan rancabali. Darisana, saya ke Jl.
Gunung Batu dan akhirnya. Alhamdulillahnya, lancar
Di pertemuan ke delapan saya diajari trik parkir. Dekat saja,
berlatih di dekat rumah. Dengan bantuan dua buah kerucut orange. Bapaku menggambarkan
itu adalah model parkir di supermarket atau mall. Mulanya, saya diajarkan
bagaimana memarkir mundur untuk kemudian belok kanan dan menyesuaikan mobil
berada diantara mobil lain. Yang susah adalah meluruskan mobil setelah ekor
mobil masuk. Dan setelah mencoba sekitar empat lima kali barulah saya dibilang
lancar.
Selanjutnya, gentian dari sebelah kiri. Kebalikannya. Ini lebih
susah karena harus mengepaskan posisi kerucut terlihat dari spion (pertama kali
saya salah asumsi, kerucut kiri dianggap kerucut kanan) wkwkwk. Dan belajar
parkir ini akhirnya membutuhkan dua kali pertemuan sampai saya benar benar
dianggap bisa. Ya, bisa atau bejo ya.. hahahaha
Pertemuan terakhir, saya diasah kembali menggunakan setengah
kopling tanpa rem. Meski menurut google, trik ini tidak direkomendasikan karena
akan cepat merusak kampas kopling, tapi ini tetap penting. Pada pertama kedua
saya mencoba masih liyut liyut. Mobil maju, mundur cantik. Saya bahkan harus
melafalkan “mundur angkat maju pidak” untuk menentukan saya harus angkat atau
injak kopling jika si mobil maju mundur. Dan akhirnya saya pun berhasil dengan
waktu selama tiga puluh lima detik menahan kopling dan gas sehingga mobil
berhenti di tanjakan. Kemeng kakinya….
Selain itu, pada pertemuan ini saya juga diajari cara dasar
berhenti tanjakan menggunakan handrem. Setelah saya pelajari ternyata ini lebih
mudah dan lebih pasti. Hanya satu kekurangannya ; kurang praktis dan kurang
professional. Hehehe.. trik ini cocok digunakan saat macet lama, atau bangjo
lama. Dan sebelum pulang, saya disuruh sharing tentang pertanyaan – pertanyaan
seputar mengendarai mobil. Saya menanyakan tentang cara mengepaskan berhenti di
tiketan parkir mall yang mobil posisi menjanjak, kemudian menanjak bertemu
U-Turn. Itu saja sih.
Sepuluh pertemuan sudah usai, dan saya pun akhirnya menjadi bisa
mengendarai mobil sendiri. Beberapa trik yang digunakan, ternyata tidak bisa
diaplikasikan untuk mobil sico tua saya. Contohnya, jika di jalan pelan pakai
jazz, gas tidak usah diinjak, tetapi dengan sico, gas tetap dipertahankan di
1500 rpm dan gunakan permainan kopling. Gitu saja sih. ;
KALIAN UDAH PADA BISA MOBIL BELUM…………HEHE…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar